Sabtu, 20 Mei 2017, Program Studi Pendidikan Biologi
melakukan Kegiatan Kuliah Lapangan Terpadu sekaligus Gerakan Konservasi
Mangrove 400 bibit di pantai desa Berakit, Kabupaten Bintan.
Kuliah lapangan terpadu ini diadakan
atas kesepakatan dosen-dosen pengampu mata kuliah diantaranya bapak Bony
Irawan, S.Pd., M.Pd. dalam mata kuliah Biologi Laut dan Konservasi Sumberdaya
Pesisir, ibu Erda Muhartati, S.Si., M.Si. dalam mata kuliah Taksonomi Tumbuhan
Tinggi, dan ibu Nur Eka Kusuma Hindrasti, S.Pd., M.Pd. dalam mengampu mata
kuliah Ekologi Mangrove.
Kegiatan kuliah lapangan yang
diikuti oleh 10 dosen dan 164 mahasiswa pendidikan biologi ini disejalankan dengan
penegakan tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Konservasi
mangrove yang merupakan gerakan pelestarian mangrove demi menyelamatkan ekologi
pesisir pantai desa Berakit yang sudah mengalami abrasi merupakan bentuk
pengabdian mahasiwa dan dosen Pendidikan Biologi UMRAH kepada masyarakat dan
lingkungan pesisir.
Dalam mata kuliah Taksonomi Tingkat
Tinggi mahasiswa semester 4 mengamati, mendokumentasi, dan mengklasifikasi
spesies tumbuhan tingkat tinggi yang ditemui selama perjalanaan 1 km dari turun
kendaran menuju spot konservasi. Sedangkan mahasiswa semester 6 dalam mata
kuliah Sumberdaya Pesisir mengukur kadar air laut (kadar garam dan kadar
oksigennya), besar dan kuat arus, ada tidaknya penghalang ombak didaerah
sekitar dan biota-biota yang terdapat dilautnya.
“Namun,
pada tahun ini lebih ditekankan pada penanaman mangrovenya”, jelas Nensy selaku
ketua pelaksana kegiatan yang juga merupakan mahasiswa pendidikan biologi
semester 6.
Bibit mangrove yang ditanam pada kesempatan kali ini
sebanyak 400 bibit yang telah disediakan oleh Dinas BPDAS LH (Badan
Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai dan Lingkungan Hidup). Jumlah yang sedemikian
merupakan hasil perhitungan minimal dengan target seorang mahasiswa menanam 3
bibit tanaman mangrove. Pada awalnya program studi pendidikan biologi mengajukan permintaan beberapa jenis tanaman
kepada BPDAS LH seperti jenis bakau Rhizophora
yang cocok pada tanah lumpur dan Avicennia
atau api-api yang cocok pada daerah pasir. Namun ternyata yang tersedia di
BPDAS LH saat ini hanya satu jenis bakau saja yaitu Rhizophora.
Setelah bibit Rhizophora dengan kisaran umur 8 bulan
yang dijemput langsung dari daerah pembibitan Gunung Bintan sampai dilokasi,
pada pukul 13.00 WIB penanaman dimulai. Turunnya hujan yang tidak
terprediksi sempat meningkatkan volume air laut yang surut, namun tidak menjadi
penghalang besar bagi para konservan. Dengan diakhiri penancapan palang nama
instansi didepan daerah penanaman, pada pukul 15.00 WIB seluruh peserta
kegiatan naik kedaratan.
“ Selanjutnya mari kita galakkan Penanaman 1000
Mangrove, karena dibanding angka 400 atau lainnya yang masih ganjil didengar
lebih baik 1000 atau 10.000 tanaman ” begitulah kalimat motivasi bapak Bony
Irawan saat mengakhiri kegiatan didesa Berakit, Kabupaten Bintan.
Sesuai dengan tema yaitu ”Untuk Meningkatkan
Literasi Kemaritiman Mahasiswa Biologi Dalam Konservasi Ekologi Mangrove”
diharapkan mahasiswa pendidikan biologi menjadi lebih sadar dan peduli terhadap
lingkungan, dapat membuat kegiatan serupa yang lebih besar dikemudian hari dan
semoga gerakan Program Studi Pendidikan Biologi ini bisa menjadi inspirasi bagi
mahasiswa lain. (MM)
0 komentar:
Posting Komentar